Salah satu tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sehat baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit, kecacatan/kelemahan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 bagian dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan kabupaten Pelalawan yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah Kabupaten Pelalawan tahun 2021-2026.
Masalah yang sering menjadi isu global dari suatu negara adalah berkaitan dengan kesehatan masyarakat yaitu penyakit TB. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang berbagai organ terutama paru-paru. Apabila tidak diobati segera dan pengobatannya tidak tuntas akan menyebabkan komplikasi berbahaya hingga kematian.
Deteksi dini Penyakit TB sangat perlu dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan masyarakat. Pemeriksaan TB dapat dilakukan dengan melaksanakan kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader – kader kesehatan di wilayah kerja masing – masing.
Dikutip dari Global TB Report tahun 2022, Saat ini diketahui bahwa Indonesia menempati peringkat kedua setelah india terkait penyakit tuberkulosis (TBC), yaitu dengan jumlah kasus sebanyak 969 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam, dan juga diketahui bahwa jumlah kasus TBC terbanyak di dunia, menyerang kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan mulai Januari tahun 2023 pemeriksaan TBC harus mencapai 60.000 kasus per bulannya di Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk mendukung eliminasi TBC tahun 2030 dan tentunya didukung oleh sistem surveilans yang baik.
Pada tahun 2022 capaian terduga TB Puskesmas Bandar seikijang berjumlah 101 orang dari 925 target yang telah ditentukan yang artinya hanya tercapai 11 % sedangkan capaian penemuan kasus TB berjumlah 19 kasus dari 171 target, yaitu hanya mencapai 11 % yang artinya masih dibawah target yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan Pelalawan.
Akibatnya, pencapaian Penyakit TB tidak dapat optimal dan risiko TB yang tidak terpantau akan bertambah. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu kegiatan inovatif untuk meningkatkan jumlah terduga TB agar semakin banyak penemuan kasus, semakin tinggi angka pengobatan TB, semakin tinggi angka kesembuhan TB. Dimana hal ini akan berdampak pada pemutusan rantai penularan TB, adapun Program Inovasi yang dilakukan di Puskesmas Bandar Seikijang adalah BESTI TB.
BESTI TB merupakan singkatan dari Bersama Sapu Tuntas Habis TB, merupakan salah satu program inovasi yang dibentuk oleh Tim Inovasi Puskesmas Bandar Seikijang Bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P ). Tujuan utama dari didirikannya program inovasi ini adalah guna meningkatkan partisipasi kader dalam menemukan kasus TB melalui kegiatan kunjungan rumah yang di lakukan oleh kader – kader kesehatan
Pelaksanaan teknis Program Inovasi ini cukup sederhana, Inovasi BESTI TB dilakukan secara langsung sesuai jadwal yang telah di buat oleh kader. Setiap kader – kader kesehatan yang telah di tunjuk untuk melaksanakan tugas ini, melakukan rekap nama – nama masyarakat yang mengalami batuk – batuk, baik yang sudah di obati yang belum sembuh, maupun yang belum mendapatkan pengobatan.
Rekapan data di kirim ke PJ program TB lalu PJ program akan memberikan pot dahak kepada kader dan kader akan mengunjungi rumah warga untuk mengambil sampel dahak. Lalu sampel dahak dikirim ke puskesmas oleh kader dan diserahkan ke laboratorium puskesmas. PJ program memberitahukan hasil pemeriksaan melalui telepon/ whatsapp ke pasien. Setelah adanya program inovasi ini diharapkan akan meningkatnya jumlah terduga dan kasus TB yang ditemukan. Sehingga dapat pula meningkatkan taraf kesehatan hidup masyarakat kecamatan Bandar seikijang serta mewujudkan eliminasi TB tahun 2030.